Showing posts with label w o L I o B U t u N i. Show all posts
Showing posts with label w o L I o B U t u N i. Show all posts

Saturday, December 19, 2015

Pesan kebijakan sebuah syair lagu buton


Dalam kumpulan lagu wolio buton, ada  penggalan syair yang bunyinya begini
… “ eekuudhaniampuu.., minaaiikakidhisaaku., kaasiana mancuana.., amaaakuu te inaaaku…rangoaa mangaandiku…. maaasiakeaampuu  manga mancuanamo”…
Dapat diterjemahkan secara bebas ;
Kuingat benar
Masa saat aku masih anak-anak
Kasih saying orangtua
Ayah dan ibuku…
Syair lagu diakhiri dengan sisipan pesan..
Dengarlah wahai adik-adikku
Sayangilah kedua orangtuamu
Saya pikir pandai nian sipengarang lagu menyusun untaian kalimat sehingga menjadi syair abadi. Abadi karena nilai lagu mengandung pesan moral yang nilainya berlaku sepanjang masa. Betapa tidak, kita diingatkan akan kisah yang semua orang lalui, masa kecil. Kita semua punya masa kecil

Tuesday, April 14, 2015

Buton ; Pobinci binciki kuli


Dalam salah satu falasafah masyarakat Buton, ada satu diantara falsafah lainnya berbunyi “ Pobinci binciki kuli’. Secara harfiah ini berarti saling mencubit kulit. Bila ditelaah , kata saling berarti suatu pekerjaan reciprocal, dilakukan oleh dua atau lebih pihak secara bersamaan. Tentu saja sebagai sebuah falsafah, ada nilai dibalik pernyataan ini.

Apa yang sama-sama dirasakan oleh para pihak yang saling mencubiti? Tentu saja rasa sakit.  Nilai pengalaman yang akan dipelajari yakni bahwa suatu perbuatan atau tindakan menyakiti (dengan cara mencubit) akan sama dialami oleh siapa saja.


Falsafah buton ini lebih jauh dapat dimaknai ..

Monday, December 5, 2011

Kaadarina mancuana kampo

Auunde mpu yincaku kurango kadarina mancuana
Tula-tula to kalapena karo

Manga mancuana a penamimea kameko te kapaina dadii
Allamu a membali bokuna

Ingkita dadi mangura
Mai tamaisiaa manga mancuanata
Mai tarango tula-tula
Taaala kadarina mancuanataa

Tuesday, September 20, 2011

Kamus Berjalan Buton

Diringkas dari  Koran Nasional “ KOMPAS” , edisi  kamis 4 agustus 2011

Siapapun yang berkunjung ke pulau  Buton dan  ingin mengetahui sejarah, kebudayaan , kesultanan Buton , Hazirunlah salah satu nara sumber yang harus dituju. Ia bagaikan kamus berjalan untuk  sejarah dan kebudayaan buton. Ia berkediaman di Kelurahan Melai, Kecamatan Murhum , kota Bau-bau Sulawesi Tenggara.
Kesultanan Buton yang berdiri pada tahun 1540 hingga 1960 merupakan kerajaan maritime yang menguasai pulau Buton dan dan pulau-pulau sekitarnya diselatan Sulawesi tenggara.  Orang yang berkunjung padanya bukan hanya dari dalam  negeri, namun juga ada yang berasal dari Jepang, Belanda, Amerika serikat, dan korea selatan.
Kakeknya yang bergelar Bontona Gundu-gundu merupakan salah satu anggota Sio Limbona, dewan tertinggi kesultanan Buton yang mengangkat dan memberhentikan sultan.  Sudah tak terhitung buku-buku sejarah dan salinan naskah kuno buton yang dimilikinya. Karena banyak bahan bacaannya yang hilang, ia kembali menyalin ulang berbagai naskah kuno Buton yang berisi kabanti (syair, sajak, puisi dan nyanyian) ataupun ajaran fikih dan tasawuf Buton yang bisa ditarik lagi sejarhnya hingga abad 16.


Salah satu naskah yang ia salin  antara lain Murtabat Tujuh, semacam konstitusi kesultanan buton. Naskah ini terdiri atas 12 bab dan 21 pasal yang mengatur secara rinci tata cara pemerintahan, wilayah kekuasaan, perpajakan, hak dan kewajiban pejabat serta pemilihan sultan.
Kesustraan buton, menurut Hazirun, mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan sultan ke-29 , La Ode Muhammad Idrus, pada pertengahan abad ke 19. Juga bahwa koleksi dokumen-dokumen Buton merupakan yang terbanyak ketiga di Nusantara setelah naskah Melayu dan Jawa.  
Kini dengan segala ilmunya, ia berharap generasi muda sekarang, khususnya generasi buton, mau melestarikan sejarah dan budaya leluhur mereka. 
klik untuk melihat versi bahasa Ingrisnya 

Monday, September 19, 2011

Kasulana Tombi : Jejak sejarah Kesultanan Buton

Kasulana Tombi (Tiang Bendera)
Didirikan pada akhir abad ke-17 untuk mengibarkan bendera kesultanan Buton “ Longa-longa”.  Bahan dasar terbuat dari kayu jati dengan ketinggian 21 meter dari permukaan tanah yang berdiameter antara 21 cm hingga 70 cm.
Photo : 


 Keterangan gambar :
1. Foto Tiang Bendera
2. Foto tiang bendera dengan latar belakang Mesjid Agung Keraton Buton
3. Lawana Aanto (Salah satu dari pintu gerbang disekeliling Benteng Keraton)

Saturday, July 11, 2009

Mangaa mancuanaku … kanturuna Wolio

Saanguwa`tu kuuuncura te manga mancuana. Kurango manga pogauaka dalanaa a paembali manga aanana mia mo malape. Kanaraaka yinda a amembali kapauntona amalana.

Yinda imatauna manga ana-aana, yikoleata a manga maisi. A manga goraaka ta membali miaa. Manga kamuntuiaaka kaadari taaro dadi. Yinda yikatauta, bengkalana manga apatujuaka to bakuuta.

Yiina te aamata, a boke borokona mina yikandesaka mambaka. A popiro mina yi pareva makesa. A baanakea fikiri naile naepua ta malinguakea manga.

Kaasina mancanuata yinda tematena. Yi banguu kolena manga yiingkita mangaa aana-aana yiudaa-udanina.

Thursday, July 2, 2009

Culture ; Wolio... Buton



Location : Lambusango, Bau-bau, South East Sulawesi
This is a part of ` Posuo` ceremony.

Please leave comment. I`ll Reply it soon

Subscribe via Email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner