Dalam
suatu kesempatan saya menonton film berjudul Money Never Sleep. Film ini
menceritakan kisah perdagangan pada bursa efek Amerika " The Wall Street". Film menggambarkan bagaimana pebisnis
mengincar keuntungan untuk usahanya.
Ada
beberapa poin yang menarik yang menurutku patut untuk dicatat . Ini terungkap
dalam beberapa dialog film :
Morald hazard
: situasi dimana saat seseorang mengambil uang anda atau anda menaruh
kepercayaan untuk berinvestasi pada suatu lembaga atau orang , dan lalu lembaga/orang
tersebut tidak bertanggungjawab
Kegilaan :
melakukan hal dalam cara yang sama secara terus menerus, namun mengharapkan
hasil yang berbeda.
Saya
hendak memfokuskan pada poin kedua.
Dfinisi kegilaan tersebut menurutku masuk
diakal. Kita kadang berharap situasi makin membaik, namun tanpa usaha apapun.
Kita terpaku melakukan rutinitas yang sama dan berharap hasilnya bisa lebih.
Contoh praktisnya mungkin begini : anggap status anda karyawan. Setelah sekian
lama masa bakti , tidak ada kejelasan mengenai perbaikan status karyawan, atau
tidak ada tawaran promosi. Lebih menyedihkan lagi, anda melihat yang lain
menikmati masa kejayaan karir mereka dengan fakta bahwa anda juga berhak berada
disituasi yang sama, namun tidak.
Sebagian
orang dalam situasi seperti ini akan hanya mengeluh. Banyak yang mengatakan
mengeluh adalah naluriah. Tidak ada yang salah dengan perilaku ini. Itu sifat
alaminya manusia. Saya sepakat dan kadang itu pula yang terjadai padaku. Namun
banyak juga yang mengatakan bila mengeluh terlalu berlebihan, itu akan menjadi
racun. Yang nampak dari semua situasi hanyalah sisi gelap. Kita menjadi rentan
terhadap perilaku buruk- emosional, mudah
marah, marah yang tak terkendali, mengeluarkan kata yang kejam, malas,
memberontak. Tidak akan ada
perubahan menuju keperbaikan. Sebaliknya jalan menunju kegagalan makin terbuka
lebar. Respon seperti ini malahan adalah bentuk kegilaan lanjutan.
Dalam
konsep bisnis, definisi ini berlaku sama benarnya. Bagaimana mungkin sebuah
usaha bisa mendapatkan perbaikan pendapatan bila tetap melakukan rutinitas yang
sama - berproses dalam cara yang sama, mengelola pasar yang tetap sama,
menerapkan penketan yang sama (tradisional) terhadap manajemen sumberdaya manusia.
Harus ada terobosan untuk tidak terjebak
kaku dalam rutinitas.
Hmmm
No comments:
Post a Comment
Please leave acomment.
I`ll Reply it soon