Bolehkah aku, xxxxxxx? Begitu kataku
saat ia ada dihadapanku. aku tidak tau kenapa keberanian itu muncul. Ucapanku ternyata
terdengar jelas baginya. Aku bukan tipe orang yang seperti ini, meminta bantuan
kepada yang lain. Tapi dalam beberapa hari terkahir memang pikiran tengah
pusing.
Menyimak
kembali ceritanya., Kupikir kadang memang kita tidak perlu berpikir panjang
untuk melakukan sesuatu., untuk mengatakan sesuatu. Just do it., just say it.
Penundaan yang terlalu berkepanjangan tanpa disadari memperpanjang masalah. Kenapa
harus ditunda? Kenapa tidak langsung melangkah? Apa yang menghalangi?
Itu
karena kita disibukkan dengan pikiran diri sendiri yang negative. Berpikir untuk
mematangkan sesuatu memang baik. Celakanya
dalam proses perencanaan itu tanpa disadari kita menjebak diri dengan asumsi negative.
Kita terlalu menghawatirkan hal buruk. Hmm.. kalau dipikir-pikir itu bukan
hanya menimpa kawanku, tapi kita semua bisa berada dalam situasi yang sama. Jarang
kita menekankan bahwa tindakan itu harus dilakukan segera. Kita menakut-nakuti
diri sendiri., misalnya
- Bagaimana bila yang dimintai bantuan menolak?
- Apa kalimat yang harus diucapkan?
- Apa kata orang bila tau hal itu?
- Mau ditaruh dimana ne muka bila yang bersangkutan bercerita ke yang lain?
Seperti
kisah yang disampaikan kawanku, yang dimintai bantuan kawan ternyata memberikan respon yang baik.
jadi just do it., just say it. Apapun hasilnya itu persoalan lain. Tidak ada
yang tidak sia-sia kan? Setidaknya ada jawaban yang diperoleh. Dan jawaban itu
membebaskan dari pengharapan semu.Asala bukan untuk suatu kejahatan, Do It.,
Say It (DOTS)
No comments:
Post a Comment
Please leave acomment.
I`ll Reply it soon