Pernah
baca cerita yang saya tulis sebelumnya bahwa sifat alamiah yang melekat pada
diri seseorang adalah keinginan untuk suatu rasa aman.? Klik yang ini untuk membacanya. Menurutku,
Masih ada lagi sifat alamiah yang lain, ingin diapresiasi. Apresiasi mungkin
bahasa yang keinggris-ingrisan. Bahasa sederhananya ingin diberi rasa
terimakasih.
Keinginan
untuk rasa aman telah mendorong seseorang bekerja dengan baik. Harapannya tentu
saja agar pekerjaannya aman, tidak diterpa kekhawatiran bahwa manajer tidak
akan merekomendasikannya untuk masuk list dipertimbangkan untuk pemecetan.
Lebih
jauh , perasaan tersebut telah mendorong seseorang untuk hadir tepat waktu
dikantor agar tidak ditegur karena terlambat. Berpakaian sesuai seragam yang
telah ditetapkan perusahaan.Rasa aman juga bisa mendorong seseorang untuk tidak
berkonfrontasi dengan pihak yang punya lebih kuasa dengannya. Pada beberapa
momen, konflik bisa saja muncul, misalnya seseorang memerintahkan mengerjakan
hal yang diluar tanggung jawabnya. Merasa bahwa pihak yang memerintahnya adalah
lebih kuasa – misalnya saja atasannya, bos nya, maka tanpa disadari keinginan
rasa amanlah yang menggerakan mengerjakan perintah itu. Sekalipun hal tersebut
menentang sisi logikanya yang lain.
Dalam
dunia hewan, keinginan untuk rasa aman mendorong anggota kelompok bahkan saling
memangsa dan membunuh. Dengan segenap kekuatannya, mereka akan berduel
mati-matian mempertahankan areanya. Mereka paham benar, kehadiran kelompompk
lain yang mengancam akan menghilangkan rasa amannya. Saya pikir gambaran
seperti ini kadang bisa juga kita dapati pada kehidupan manusia.
Sebaliknya
keinginan untuk diapresiasi bisa saja dalam bentuk mengerjakan sesuatu lebih
cepat dari deadline. Bila tidak atas alasan ingin diapresiasi maka bisa saja
pekerjaan ditunda untuk diselesaikan menunggu deadline. Juga seseorang akan
terkunci pada paradigm berpikir bahwa yang hanya perlu saya kerjakan adalah hal
yang menjadi pekerjaan utama saja. Tak perlu memusingkan urusan lain. Seorang kekasih
berpenampilan cantik salah satu alasannya adalah agar pasangannya memberikan
apresisasi atas penampilannya.
Rasa
aman dan keinginan untuk diapresiasi menurutku dua sisi mata uang yang tak
dipisahkan. Mungkin kita pernah mendengar ucapan.. “payah itu orang, udah ditolong kagak ada rasa terimakasihnya”. Artinya
bahwa sekalipun motivasi awalnya adalah keinginan untuk rasa aman, tetap saja
akan tiba masanya sesorang menuntut sebuah apresiasi. Atau ada juga ungkapan, “
Sudahlah, tak perlu bersusah-susah
mengerjakan yang lain. Tidak ada penghargaan atas semua itu”.
Bagaimana
implikasinya dalam kehidupan berorganisasi? Saya pikir kita bisa merujuk pada teori
pendekatan mendasar hubungan manajer dan pekerja mengenai cara pengelolaan
sumber daya manusia. Penekanan pembedaan keduanya Nampak jelas.. teori X dan Y.
No comments:
Post a Comment
Please leave acomment.
I`ll Reply it soon