Pekerjaan
yang baru ditangani berpotensi adanya kesalahan. Dalam membangun rumah ini, tembok yang telah dibangun harus dibongkar dengan alasan bahwa setelah
dilihat dan ditimbang, bangunan awal tidak mendukung ventilasi dan sirkulasi
udara. Bahkan untuk suatu aktivitas
rutin, tetap saja ada potensi kesalahan yang memaksa dilakukannya koreksi.
Misalnya saja, material pengecoran yang tidak sesuai diketahui saat akan
dibongkar dilokasi. Ini tentu saja memaksa material dipulangkan ke pabrik untuk
diganti. Saya tidak mengerti mengapa justru pekerjaan yang telah dikerjakans
sebagai rutinitas masih saja melakukan kesalahan.
Lebih
baik terlambat sedikit daripada terlambat banyak.
Memang sih, yang paling baik adalah tidak terlambat. Dengan kata lain
mengantisipasi diawal untuk menghindari renovasi dan koreksi. Tetapi namanya
juga masih awam, biaya kesalahan harus ditanggung.
Renovasi
pertama yang dilakukan adalah pada tembok area yang kemungkinan akan basah
setiap waktu dari aktivitas mandi, cuci, kakus. Tembok Area ini telah rampung
75 persen. Yang tersisa adalah pengecoran tembok sisi luar. Lebih baik terlambat sedikit daripada
terlambat banyak . Dalam situasi ini terlambat sedikit karena tembok telah hampir rampung.
Harusnya tak perlu dibongkar, telah selesai dipasang. Daripada terlambat banyak
berarti renovasi baru akan dilakukan saat ruang telah difungsikan. Keduanya
memang punya konsekuensi. Yang konsekuensinya sedikit tentu terlambat sedikit.
Jadi Lebih baik terlambat sedikit
daripada terlambat banyak.
No comments:
Post a Comment
Please leave acomment.
I`ll Reply it soon