Dalam salah satu falasafah masyarakat Buton, ada satu
diantara falsafah lainnya berbunyi “ Pobinci binciki kuli’. Secara
harfiah ini berarti saling mencubit kulit. Bila ditelaah , kata saling berarti
suatu pekerjaan reciprocal, dilakukan oleh dua atau lebih pihak secara
bersamaan. Tentu saja sebagai sebuah falsafah, ada nilai dibalik pernyataan
ini.
Apa yang sama-sama dirasakan oleh para pihak yang saling
mencubiti? Tentu saja rasa sakit. Nilai pengalaman
yang akan dipelajari yakni bahwa suatu perbuatan atau tindakan menyakiti
(dengan cara mencubit) akan sama dialami oleh siapa saja.
Falsafah buton ini lebih jauh dapat dimaknai ..
bahwa saat akan melakukan sesuatu pada orang lain, terlebih dahulu cubitlah diri sendiri. Bila sakit maka itu pulalah akibat dari tindakan yang akan kita lakukan. “Melakukan sesuatu “ dalam konteks ini bukanlah terbatas pada suatu tindakan , melainkan juga ucapan. Dalam bahasa modern , menurutku, ini bisa dikategorikan sebagai kecerdasan emosi.
bahwa saat akan melakukan sesuatu pada orang lain, terlebih dahulu cubitlah diri sendiri. Bila sakit maka itu pulalah akibat dari tindakan yang akan kita lakukan. “Melakukan sesuatu “ dalam konteks ini bukanlah terbatas pada suatu tindakan , melainkan juga ucapan. Dalam bahasa modern , menurutku, ini bisa dikategorikan sebagai kecerdasan emosi.
Key word: Berpikir sebelum bertindak.. pobinci binciki kuli.
Wolio Lembokanaa raaku;Kearifan lokal buton
No comments:
Post a Comment
Please leave acomment.
I`ll Reply it soon