It
depends on the personals motive on how far you can go and how high you can
reach. Life must go on and nothing is easy. It is the way you see matter that
put the value in one’s mind.
Keputusan
untuk mengikuti program studi pasca sarjana bukanlah keputusan zero investment.
Ini tak dapat dipungkiri mengingat pendidikan itu biayanya tidak murah; biaya
bukulah, biaya cetaklah, biaya infromasilah, biaya lainnya. Hmm No free lunch..
Well
untuk beberapa pihak boleh jadi walau dengan mengeluarkan biaya, tetap saja itu
masuk kategori zero investment alias tidak ngaruh pada cashflownya. What a
lucky person!
Disamping
itu, konsekuensi lainnya yakni ...
pengorbanan non financial. Benar apa kata salah satu prof kami bahwa saat berada didalam kelas menerima materi yang minta ampun complicated, maka itu adalah sebuah pengorbanan.
pengorbanan non financial. Benar apa kata salah satu prof kami bahwa saat berada didalam kelas menerima materi yang minta ampun complicated, maka itu adalah sebuah pengorbanan.
Wujud
pengorbanan yang paling basic yakni Zona nyaman telah ditinggalkan karena pada
saat bersamaan sebenarnya waktu bisa diisi dengan relax time; sesuatu yang
biasa dikerjakan sebelum memutuskan untuk bergabung dalam program pasca
sarjana. This sacrifice type is on higher
level for friend who have to make long trip weekly just for attending the
class; from palopo, pare-pare, Jakarta to Makassar. That’s wonderful spirited
guys. You deserve two thumbs.
Ada
lelucon menarik namun cukup mengusik dari salah satu prof lainnya, bahwa
setidaknya setelah bergabung dengan program
pasca sarjana telah dapat gelar baru yang disebut Ta`wwa. Mahasiswa MM Ta`wwa ;
Lebih
mengusik lagi yang prof lainnya ceritakan bahwa pada beberapa kejadian,
mahasiswa pasca sarjana pada angkatan sebelumnya harus di drop out. Dalam
bahasa jenaka diceritakan bahwa yang bersangkutan mendapatkan selembar surat keterangan
bertuliskan HAMPIR BERGELAR MASTER.
No comments:
Post a Comment
Please leave acomment.
I`ll Reply it soon